Kuba Kecam AS Usai Tuduh Mendagri Terlibat Pelanggaran HAM
Amerika Serikat kembali jatuhkan ancaman ke Pemerintahan Kuba dengan masukkan Menteri Dalam Negerinya atas sangkaan kasus pelanggaran hak asasi manusia. Ancaman baru ini pasti membuat faksi Havana geram dan menjelaskan jika itu tidak adil.
Walau sebenarnya awalnya AS pada periode akhir kepemimpin Trump ini telah berlakukan ancaman pada Kuba dengan masukkan negara Karibia itu selaku salah satunya negara simpatisan tindakan terorisme.
Di hari Jumat (15/01) Kementerian Keuangan AS umumkan ancaman baru pada Kementerian Dalam Negeri Kuba. Bahkan juga AS mendakwa Mendagri Kuba, Lazaro Alvarez Casas terjebak pelanggaran HAM baik langsung atau tidak langsung, yang mana memandang memberi perlakukan tidak jelek untuk politisi Kuba, Jose Daniel Ferrer.
Bola Online Terpercaya Merilis dari RT, Kementerian Keuangan AS menjelaskan jika, "Selaku mendagri, Alvarez Casas dipandang seperti pimpinan yang terjebak dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia".
Sesaat Mike Pompeo secara terpisah menjelaskan Ferrer disebutkan telah dipukul, disiksa, dan diisolasi dalam penjara pada September 2019.
Menyikapi dakwaan tanpa bukti dari Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Bruno Rodriguez Parrilla menjelaskan bila dianya mencela ancaman yang diberi semenjak hari Jumat kemarin. Mencuplik dari On Cuba News, bahkan juga dalam account media sosialnya dia berbicara,
"Saya mencela pemerintah Trump menginklusi salah satunya warga Kuba dan semua pihak berkaitan secara sepihak dan tidak adil selaku salah satunya usaha koersif menantang negara kita"
"Kemauan kuat ini diperuntukkan pada negara Kuba yang dari pemerintahan terisolasi dan dipandang kalah dalam peraturan luar negeri"
Bahkan juga dia menyanggah dakwaan yang disampaikan oleh Kementerian Perdagangan AS yang menyangka ada rutinitas meresahkan dari masyarakat negaranya yang diperhitungkan terkait dengan intelijen militer luar negeri khususnya Kuba, Rusia, Tiongkok, Iran dan Venezuela.
Diterapkannya ancaman baru dari Amerika Serikat di bawah kepimpinan Trump pasti makin jadi memperburuk jalinan ke-2 negara. Apa lagi awalnya Trump telah mengubah peraturan pendekatan dari Presiden Barack Obama, dengan lakukan limitasi perjalanan, dijatuhkannya ancaman yang terus-menerus dan mengetatkan embargo yang sempat diringankan, dikutip dari RT.
Bahkan juga diakhir periode kepimpinan Donald Trump yang cuman bersisa 1 minggu, AS telah jatuhkan ancaman pada bermacam negara. Kecuali Kuba, petinggi di Hongkong, Iran dan dua perusahaan Eropa yang terkait dengan project aliran Nord Stream 2 Rusia dikenai ancaman.
Selain itu, 12 perusahaan produsen metal Iran, sampai beberapa ratus perusahaan asal Rusia dan Tiongkok, bahkan juga Kementerian Pertahanan Rusia juga dijatuhkan larangan export oleh AS.